Kamis, 27 Juni 2013

PENANAMAN MODAL ASING




Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)  menjadi salah satu sumber pembiayaan yang penting bagi wilayah yang sedang berkembang dan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan.
Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. (Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal).Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut.
Definisi Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 tentang Penanam Modal Asing, adalah sebagai berikut : “Penanaman Modal Asing adalah Penanaman Modal Asing secara langsung yang dilangsungkan atau berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanam Modal Asing dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko di penanaman modal tersebut.” Sedangkan berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, adalah sebagai berikut : 
“Penanaman Modal Asing adalah Kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri”. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, maka pengertian dari Penanam Modal Asing (PMA) pada dasarnya sama yaitu suatu kegiatan menanam modal yang dilakukan oleh pihak asing/penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.

Pengertian modal asing dalam Undang-undang ini ialah:
a)      alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaann devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan diIndonesia.
b)      alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan,yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.
c)      bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia.

Penyelenggaraan pembangunan ekonomi nasional adalah untuk mempertinggi kemakmuran rakyat, modal merupakan factor yang sangat penting dan menentukan Perlu diselenggarakan pemupukan dan pemanfaatan modal dalam negeri dengan cara rehabilitasi pembaharuan, perluasan, pemnbangunan dalam bidang produksi barang dan jasa. Perlu  diciptakan  iklim  yang  baik,  dan  ditetapkan  ketentuan-ketentuan  yang mendorong investor dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dibukanya   bidang-bidang   usaha   yang   diperuntukan   bagi   sector   swasta. Pembangunan ekonomi selayaknya disandarkan pada kemampuan rakyat Indonesia sendiri. Untuk memanfaatkan modal dalam negeri yang dimiliki oleh orang asing.

ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI (ULN) DAN PENANAMAN
MODAL ASING (PMA) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA TAHUN 1986-2011

Pembangunan ekonomi merupakan sebuah keharusan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk mensejajarkan diri dengan negara-negara maju dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Upaya pembangunan ekonomi dinegara-negara tersebut,yang umumnya digagas oleh pemerintahannya, tampaknya sedikit terkendala akibat
kurang tersedianya sumber-sumber daya ekonomi produktif, terutama sumber daya modal. Untuk memenuhi kecukupan sumber daya modal ini, maka pemerintah negara yang bersangkutan berupaya untuk mendatangkan sumber daya modal dari luar negeri  melalui berbagai jenis pinjaman ataupun investasi. Utang Luar Negeri dalam jangka pendek sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Sedangkan Penanaman   Modal   Asing diharapkan   mampu   meningkatkan  produktivitas   dalam   negeri   melalui pengadaan   alat -alat   atau fasilitas produksi seperti pembukaan pabrik -pabrik. Dengan perhitungan  kuadrat terkecil sederhana (ordinary least square = OLS),penelitian ini menguji bagaimana pengaruh dari Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia yang berlangsung antara tahun 1986 hingga tahun 2011 yang mana    pada   tahun   tersebut   banyak   terjadi dinamika    kondisi   ekonomi    Indonesia,   termasuk    di dalamnya krisis ekonomi yang berlangsung pada akhir decade 1990-an.

v  Pertumbuhan Ekonomi

Suatu    perekonomian     dapat   dikatakan   mengalami     pertumbuhan     ekonomi    jika jumlah barang   dan   jasa   meningkat.   Jumlah   barang   dan   jasa   dalam   perekonomian  suatu   negara   dapat diartikan   sebagai   nilai  dari  Produk  Domestik     Bruto  (PDB).   Nilai  PDB    ini  digunakan   dalam mengukur persentase pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perubahan   nilai   PDB   akan   menunjukkan   perubahan   jumlah   kuantitas   barang   dan  jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Selain PDB, dalam suatu negara juga dikenal ukuran PNB (Produk Nasional Bruto) serta Pendapatan Nasional (National Income). Definisi PDB yaitu seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor atau lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu wilayah negara.

Tabel 2 : PDB Indonesia berdasarkan Harga Berlaku (Rp. Miliar)
                           Tahun              PDB berdasarkan Harga Berlaku
                              1986                                           96.489,30
                              1987                                          114.518,50
                              1988                                          142.104,80
                              1989                                          167.184,70
                              1990                                          195.507,20
                              1991                                         227.450,20
                              1992                                         259.884,50

                              1993                                         302.017,80
                              1994                                         379.209,40
                              1995                                         452.380,80
                              1996                                         532.630,80
                              1997                                        -424.337,10
                              1998                                         955.753,40
                              1999                                       1.099.731,60
                              2000                                       1.389.769,50
                              2001                                       1.684.280,50
                              2002                                       1.863.274,70
                              2003                                       2.036.351,90
                              2004                                       2.273.141,50
                              2005                                       2.729.708,20
                              2006                                       2.785.492,50
                              2007                                       3.339.985,20
                              2008                                       3.950.370,40
                              2009                                       4.984.765,20
                              2010                                       5.603.346,40
                              2011                                       5.845.864,20
                    Sumber: BPS Jakarta, Indonesia dalam Angka, 2012.

Menurut teori pertumbuhan Harrod-Domar, pertumbuhan ekonomi (deltaY/Y) dapat dicapai
dengan     adanya   keseimbangan     antara   dana  pembangunan      yang   tersedia  (s yang   diukur  oleh persentasenya     terhadap   produksi   nasional)  dengan   incremental     capital output  ratio (k)   yaitu jumlah modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan satu unit output.

v  Utang Luar Negeri / Foreign Debt (ULN)

Utang pada dasarnya adalah suatu alternatif yang dilakukan karena berbagai alasan yang rasional. Dalam alasan-alasan yang rasional itu ada muatan urgensi dan ada pula muatan ekspansi. Muatan urgensi tersebut maksudnya ialah utang dipilih mungkin sebagai sumber pembiayaan karena derajat urgensi kebutuhan yang membutuhkan penyelesaian segera. Sedangkan muatan ekspansi berarti utang dianggap sebagai alternatif pembiayaan yang  melalui berbagai hitungan teknis dan ekonomis dianggap dapat memberikan keuntungan. Pinjaman luar negeri ini tergantung pada syarat-syarat pinjaman dari bantuan yang bersangkutan, yakni menyangkut tingkat suku bunga (interest rate), masa tenggang waktu (grace period ) – jangka waktu yang tidak perlu dilakukan pencicilan utang serta jangka  waktu pelunasan utang   (amortization   period)  –  jangka   waktu   dimana   pokok   utang   harus  dibayar   lunas   kembali
secara cicilan.

Tabel 3 : Utang Luar Negeri (foreign debt ) Indonesia (US $ Juta)
                                                       Utang Luar Negeri
                                 Tahun              (foreign debt ) Indonesia
                                                           (US $ Juta)
                                       1986                        17242.50
                                       1987                        33412.10
                                       1988                        32131.90
                                       1989                        56387.70
                                       1990                        58242.00
                                       1991                        65067.00
                                       1992                        69945.00
                                       1993                        71185.00
                                       1994                        88367.00
                                       1995                        98432.00
                                       1996                        96706.00
                                       1997                       100326.00
                                       1998                       122033.00
                                       1999                       120567.00
                                       2000                       110934.00
                                       2001                       133073.00
                                       2002                       131343.00
                                       2003                       135401.00
                                       2004                       137024.00
                                       2005                       134967.50
                                       2006                       138905.55
                                       2007                       144505.70
                                       2008                       143505.03
                                       2009                       145705.90
                                       2010                       147903.50
                                       2011                       154505.90
    Sumber: Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, (Berbagai Edisi)                                                deltaY/Y    =  s/k.

v  Penanaman Modal Asing

Arus   sumber   keuangan   internasional   dapat   terwujud   dalam   dua   bentuk. Yang  pertama adalah  penanaman  modal  asing  “langsung”  atau  PMA,  yang  biasa  dilakukan oleh perusahaan- perusahaan raksasa multinasional (atau   biasa   juga   disebut   perusahaan  transnasional, yaitu suatu perusahaan besar yang berkantor pusat berada di negara-negara maju asalnya, sedangkan cabang operasi atau anak-anak perusahaannya tersebar  di  berbagai   penjuru dunia). Dana investasi ini langsung diwujudkan  dengan berupa pendirian pabrik,   pengadaan fasilitas produksi, pembelian mesin-mesin dan sebagainya. Investasi asing  swasta ini bisa juga berupa investasi portofolio (portofolio investment) yang dana  investasinya tidak diwujudkan langsung sebagai alat-alat produksi, melainkan  ditanam   pada   aneka instrumen keuangan seperti saham, obligasi, sertifikat deposito, surat promes investasi, dan sebagainya. Sedangkan yang kedua adalah bantuan pembangunan resmi pemerintah    (public development assistance) atau  bantuan/pinjaman luar  negeri (foreign  aid) yang  berasal dari pemerintahan suatu negara secara individual atau dari beberapa pihak secara bersama (multilateral) melalui perantara lembaga-lembaga independen atau swasta.

Tabel 3 : Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia (US $ Juta)
                                         Penanaman Modal Asing di Indonesia
                          Tahun                          (US $ Juta)
                              1986                                      826.20
                              1987                                     1457.10
                              1988                                     4434.50
                              1989                                     4718.80
                              1990                                     8750.10
                              1991                                     8778.20
                              1992                                    10340.00
                              1993                                     8141.80
                              1994                                    23724.30
                              1995                                    39914.70
                              1996                                    29931.40
                              1997                                    33832.50
                              1998                                    13567.70
                              1999                                    10890.60
                              2000                                    15413.10
                              2001                                    15045.10
                              2002                                     9744.10
                              2003                                    13207.20
                              2004                                    10277.30
                              2005                                    13579.30
                              2006                                    13770.25
                              2007                                    14007.34
                              2008                                    14230.55
                              2009                                    14350.76
                              2010                                    15099.50
                              2011                                    15650.77
    Sumber: Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, (Berbagai Edisi)

v  Hubungan Antarvariabel

Penelitian ini membahas 3 variabel, yaitu terdiri dari 1 variabel independent yang berupa Pertumbuhan ekonomi, dan 2 variabel dependent yaitu Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing. Dalam hubungannya dengan kebijaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang, bantuan   luar   negeri  dianalisa  dan   ditinjau   dari  sudut   manfaatnya   untuk  membantu   pertumbuhan ekonomi   negara  untuk   mencapai  tujuannya.   Ditinjau   dari sudut   ini,   terdapat   dua  peranan  utama dari bantuan luar negeri, yaitu:
     1.   Mengatasi masalah kekurangan tabungan (saving gap), dan
     2.   Mengatasi masalah kekurangan mata uang asing (foreign exchange gap ).
Yang mana kedua masalah yang diharapkan dapat diatasi dengan melakukan pengajuan utang luar negeri itu disebut dengan ‘masalah jurang ganda’ (The two gaps problem).
         Penanaman modal asing menurut Undang-Undang no.1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal,    juga  sebagai   alat  pembayaran    luar  negeri  yang  bukan   merupakan   bagian  dari   devisa Indonesia. Alat-alat perusahaan termasuk penemuan-penemuan baru milik pihak asing serta bahan- bahan  yang dimasukkan dari  luar   negeri ke wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut dibiayai oleh kekayaan devisa Indonesia. Bagian   dari   perusahaan   yang berdasarkan Undang-Undang ini diperkenankan ditransfer tetapi digunakan untuk membiayai kembali perusahaan di Indonesia.

KESIMPULAN

Perkembangan jumlah utang luar  negeri Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami        peningkatan. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai konsekuensi bagi bangsa Indonesia,      baik  dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam   periode  jangka pendek, utang luar  negeri harus diakui telah memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi pembiayaan pembangunan ekonomi nasional. Sehingga dengan terlaksananya pembangunan ekonomi tersebut, tingkat pendapatan per kapita masyarakat bertumbuh hingga sebelum terjadinya krisis ekonomi. Sedangkan dalam jangka panjang akumulasi dari utang luar negeri pemerintah ini tetap saja harus dibayar melalui APBN, artinya menjadi tanggung jawab para wajib pajak. Dengan demikian,  maka dalam jangka panjang pembayaran utang   luar  negeri oleh pemerintah Indonesia sama artinya dengan mengurangi tingkat kemakmuran dan kesejahteraan  rakyat Indonesia masa mendatang. Defisit  current account ditutup dengan surplus capital account, terutama dengan  modal yang bersifat jangka pendek (portf olio invesment), yang relatif fluktuatif. Sehingga, apabila terjadi rush  akan   mengancam   posisi  cadangan devisa negara, akhirnya akan mengakibatkan terjadinya krisis  nilai tukar mata uang nasional terhadap valuta asing. Hal inilah yang  menyebabkan  beban utang luar negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah, bertambah berat bila dihitung berdasarkan nilai mata uang rupiah.
            Semakin bertambahnya utang luar negeri pemerintah, berarti juga semakin memberatkan posisi  APBN   RI,   karena   utang   luar   negeri  tersebut   harus   dibayarkan  beserta dengan bunganya. Ironisnya, semasa krisis ekonomi, utang luar negeri itu  harus   dibayar dengan menggunakan bantuan dana dari luar negeri, yang artinya sama saja dengan utang baru, karena pada saat krisis ekonomi penerimaan rutin pemerintah, terutama dari sektor pajak, tidak   dapat   ditingkatkan sebanding dengan kebutuhan anggaran belanjanya.
            Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak   memberikan   andil   dalam   alih teknologi,   alih keterampilan   manajemen, membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar